Menulis Kreatif Puisi
Menulis kreatif adalah kegiatan melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan yang memiliki daya cipta (KBBI 2003: 599). Mengacu pada pemahaman tersebut, dapat diketahui bahwa dalam kegiatan menulis kreatif, pikiran dan perasaan merupakan pokok dari tulisan. Seseorang tak dapat dikatakan menulis kreatif ketika dia hanya menyalin atau meniru tulisan orang lain.
Menurut Boughey (dalam Massi: 2001) menulis merupakan alat untuk menuangkan ide melalui sistem bahasa (linguistik) dengan tujuan komunikatif dengan cara interaktif. Dari persepektif itu, menulis berarti proses transmisi ide dari penulis kepada penerima (pembaca) melalui tulisan. Ide adalah gagasan atau pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca, dan puisi merupakan alat penyampai ide tersebut kepada pembaca. Sebagai alat penyampai pesan, dalam menulis puisi penulis memainkan kata atau bahasa agar pembaca merasakan gagasan tersebut dalam batin pembaca.
Sayuti (2002: 2) menyatakan bahwa menulis kreatif pada hakikatnya adalah menafsirkan kehidupan. Terdapat tiga tujuan yang dapat dicapai melalui kegiatan pengembangan menulis kreatif, yaitu bersifat apresiatif, imajinatif, dan ekspresif. Apresiatif maksudnya bahwa melalui kegiatan menulis kreatif orang dapat mengenal, menyenangi, menikmati, dan mungkin menciptakan kembali secara kritis hal yang dijumpai dalam teks-teks kreatif karya orang lain dengan caranya sendiri dan memanfaatkan berbagai hal tersebut di dalam kehidupan nyata. Imajinatif maksudnya bahwa melalui kegiatan menulis kreatif puisi orang dapat menggunakan daya khayalnya untuk membayangkan atau menciptakan karya berdasarkan kejadian nyata atau pengalaman seseorang. Ekspresif dalam arti bahwa dimungkinkan mengekspresikan atau mengungkapkan berbagai pengalaman atau berbagai hal yang menggejala dari diri kita untuk dikomunikasikan kepada orang lain dalam dan melaui tulisan kreatif (karya sastra) sebagai sesuatu yang bermakna.
Puisi merupakan salah satu contoh hasil menulis kreatif. Pengungkapan gagasan dalam menulis puisi harus dilakukan secara tepat agar gagasan, pendapat, dan perasaan penulis puisi dapat terasa atau dirasakan oleh pembaca. Untuk mendapatkan tujuan tersebut menulis puisi harus didukung dengan pengguanaan bahasa sastra dan majas yang tepat. Dalam penulisan puisi penyair akan mencurahkan segala aspirasinya dengan batasan teoretis kepenyairan yang relatif dan lebih mudah secara sadar dan secara kebetulan. Teoretis kepenyairan adalah lebih cenderung mencurahkan kehendak perasaan dan gejolak batinya dalam bentuk syair (puisi/sajak), aspirasi mengungkapkan koreksi terhadap hidupnya sendiri atau gejolak lingkungan dan relatif adalah bahwa curahan syair setiap penyair selalu berbeda pengungkapanya walaupun sifatnya sama yaitu tumbuhnya berdasarkan rasio dan perasaan.
Menulis kreatif puisi bisa terjadi kapan saja, di mana saja dan oleh siapa saja. Menulis puisi pun tak bisa dibatasi pada sebuah situasi tertentu, keadaan tertentu atau proses tertentu. Namun, secara umum dalam menulis puisi ada beberapa tahapan yang dilalui oleh penulis. Parera (1993: 31) mengemukakan tahapan-tahapan dalam menulis puisi adalah sebagai berikut;
1. Tahap Prakarsa
Tahap prakarsa merupakan tahap pencarian ide untuk dituangkan dalam bentuk tulisan yang berupa puisi. Ide dapat berupa pengalaman sendiri maupun orang lain, peristiwa tertentu, objek tertentu, masalah tertentu, dan lain sebagainya.
2. Tahap Pelanjutan
Tahap ini merupakan tahap tindak lanjut dari tahap pencarian ide. Setelah seseorang mendapatkan ide dari berbagai sumber dan cara kemudian dilanjutkan dengan mengembangkan ide tersebut menjadi puisi.
Dalam tahap pelanjutan atau penulisan gagasan menjadi puisi, penulis harus dengan tepat menentukan pilihan kata dan bahasa yang digunakan dalam menulis puisinya, penyusunan kata atau bait untuk menentukan tipografi puisi yang dibuat, pemenggalan larik atau baris pada puisi, dan penentuan persajakkanya.
Pemilihan bahasa dan pilihan kata yang tepat ketika mulai menulis puisi adalah untuk mendapatkan kata-kata yang tepat, yang benar-benar bisa mewakili apa yang hendak disampaikan dan untuk mendapatkan sifat konsentrif atau pemusatan bahasa puisi. Di sini penulis harus jeli memilih kata-kata yang memang perlu untuk dimasukan dan kata-kata yang tidak perlu untuk dimasukkan dalam puisi. Kata-kata yang hanya merupakan keterangan penjelas tidak perlu dimasukkan ke dalam puisi.
3. Tahap Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran, setelah dilakukan penilaian maka dilakukan revisi terhadap puisi yang telah dibuat. Revisi dilakukan penulis pada setiap bagian, baik dari segi kata, bahasa, bentuk dan juga persajakanya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa menulis kreatif puisi adalah proses kreatif menuangkan gagasan, pendapat, dan perasaan dalam bentuk tulis berbentuk bait dengan persajakan yang indah dan penggunaan bahasa serta pilihan kata yang paling menggambarkan apa yang hendak disampaikan penulis. Dalam menulis puisi secara umum terdapat 3 tahapan yang dilalui yaitu tahap prakarsa, tahap pelanjutan, dan tahap pengakhiran.
Sangat bermanfaat sekali. Terima kasih
BalasHapus