Perubahan Bahasa


A.      Asimilasi
         Asimilasi merupakan proses perubahan bunyi yang mengakibatkan suatu bunyi menjadi mirip atau sama dengan bunyi lain di dekatnya. Perubahan bunyi asimilasi ini didikotomikan menjadi tiga, yaitu total-partial, contact-distant dan regressive-progressive.
  1. Perubahan asimilasi total adalah perubahan bunyi menjadi identik atau sama dengan yang lain dengan mengambil semua fitur fonetiknya.
  2. Perubahan parsial (sebagian) adalah perubahan bunyi asimilasi dengan mengakuisisi beberapa ciri bunyi yang diikuti, tetapi tidak menjadi sepenuhnya identik.
  3. Perubahan asimilasi regresif terjadi jika perubahan bunyi berupa bunyi yang berubah berada pada posisi lebih awal (lebih kiri) dari bunyi yang menyebabkan terjadinya perubahan bunyi asimilasi.  Jadi, bunyi (fon) yang lebih awal menyesuaikan bunyi yang mengikutinya.
  4. Perubahan asimilasi progresif merupakan kebalikan dari regresif, yaitu perubahan bunyi dengan bunyi yang berada di belakang (lebih kanan) mengikuti bunyi yang berada di depannya (di kirinya)
Dikotomi tersebut bukan merupakan proses perubahan yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan proses yang berkombinasi. Berikut contoh perubahan bunyi asimilasi.

Total contact regressive assimilation
No
Kata asal
Setelah terjadi asimilasi
Arti
1.
Octo (Latin)
Otto (Italy)
Delapan

Partial contact regressive assimilation
No
Kata asal
Setelah terjadi asimilasi
Arti
1.
Minbar (Arab)
Mimbar (Indonesia)
Podium/ tempat ceramah
2.
Mumkin (Arab)
Mungkin (Indonesia)
-

Dari contoh di atas, yang membedakan antara partial dan total adalah ada tidaknya kemiripan dari bunyi yang berubah dengan bunyi yang diikuti. Pada contoh pertama, perubahan  /c/ menjadi /t/ merupakan perubahan yang total karena keduanya tidak memiliki kemiripan atau keindentikkan. Itu berbeda dengan perubahan partial (contoh 2), yaitu [MINBAR] menjadi [MIMBAR], bunyi /n/ menjadi /m/ terpengaruh oleh bunyi /b/ yang berada di belakangnya yang sama-sama merupakan bunyi bilabial (/m/ dan /b/). Antara /m/ dan /b/ masih memiliki keindentiikan sehingga disebut perubahan bunyi asimilasi yang parsial, bukan total.
Secara umum, perubahan asimilasi terjadi pada bunyi yang berdekatan (contact). Contoh-contoh di atas semuanya merupakan perubahan bunyi asimilasi yang berdekatan (contact). Sangat jarang asimilasi terjadi pada bunyi yang berjarak (distant). Namun demikian, perubahan bunyi asimilasi distant juga terdapat pada bahasa-bahasa tertentu, misalnya
No
Kata asal
Setelah terjadi asimilasi
Arti
1.
Penkwe (Proto-Indo-European)
kWinkwe (Latin)
To cook
 
          Disimilasi adalah perubahan bunyi yang terjadi jika dua bunyi yang sama/ mirip berubah menjadi tidak sama atau berbeda.
Contoh perubahan disimilasi.
No
Kata asal
Setelah terjadi disimilasi
Arti
1.
Chimney (English)
Chim(b)ley (dialect in English)
Cerobong asap
2.
Afshah (Arab)
Absah (Indonesia)
Sah
3.
Sajjana (Sansekerta)
Sarjana


            Proses disimilasi terjadi dengan jelas pada contoh kata-kata di atas. Bunyi yang sama /j/ dan /j/ pada [SAJJANA] salah satunya diubah menjadi bunyi yang tidak sama, yaitu /r/ sehingga menjadi [SARJANA]. Proses yang mirip juga terjadi pada kata afsah. Bunyi /f/ dan /s/ adalah dua bunyi yang memiliki kemiripan. Bunyi /f/ dan /s/ sama-sama merupakan bunyi geser (bunyi yang dihasilkan oleh udara yang melalui celah sempit). Kedua bunyi yang sama-sama berupa bunyi geser kemudian diubah salah satunya, yaitu bunyi /f/ diubah menjadi /b/ yang merupakan bunyi bilabial sehingga menjadi [ABSAH].

Saefu Zaman

Demikian artikel info tentang : , semoga bermanfaat bagi kita semua.

Posting Komentar

  1. assalamu'alaikum, maaf bertanya, apakah assimilasi dan disimilasi mengakibatkan pergeseran makna?

    BalasHapus

 
Top