(BAHASA INDONESIA SMP)

Buku teks pelajaran merupakan buku teks yang digunakan siswa di Sekolah sebagai buku penunjang kegiatan pembelajaran. buku teks ini pada prosesnya memiliki peranan yang sangat vital bagi siswa karena siswa “mengandalkan” buku ini sebagai pegangan dan berlatih terhadap sebuah mata pelajaran.
Saat ini banyak sekali penerbit buku yang menerbitkan buku teks pelajaran. Hal ini dapat dipahami karena penerbitan buku teks pelajaran memiliki sebuah kepastian konsumen yaitu para siswa. Penerbit tinggal mencetak dan pandai-pandai memasarkan dan melobi para guru untuk menggunakan buku terbitan mereka dengan jasa para sales buku pelajaran. Jika seoarang guru sudah menyetujui maka sudah tentu siswa yang diajar oleh guru tersebut mau tidak mau akan membeli buku itu atas dasar rekomendasi guru.
Sesungguhnya kasus tersebut tidaklah salah dan memang terjadi. Kita juga tidak menutup mata akan peran penting dari buku teks pelajaran karena memang sangat membantu siswa dan guru dalam proses pembelajaan. Namun, karena banyaknya terbitan buku teks pelajaran yang ada, alangkah baiknya jika sebelum menentukan buku mana yang akan dipakai terlebih dahulu kita menilai kualitas buku yang ada. Ada beberapa factor yang dapat kita jadikan bahan penilaian terhadap sebuah buku teks pelajaran. Kelayakan isi dan kelayakan penyajian merupakan hal yang perlu diperhatikan dari buku teks yang akan dipilih karena kedua hal tersebut menentukan kualitas dan kesesuaianya diterapkan pada siswa. sebagai contoh berikut hal-hal yang perlu dinilai dalam pemilihan buku teks pelajaran Bahasa Indonesia.

1.     KELAYAKAN ISI
Kelayakan isi menyangkut materi apa yang disajikan dalam buku teks. Ada beberapa hal penting yang harus dipenuhi agar buku teks dapat dikatakan memiliki isi yang layak untuk dipakai. Kelayakan isi terlihat dari kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD, keakuratan materi, dan materi pendukung.

A.    Kesesuaian Uraian Materi dengan SK dan KD  
Materi yang termuat dalam buku teks harus jelas dan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan oleh BSNP dalam standar isi. Kesesuain materi ini meliputi kelengkapan materi dan kedalaman materi yang disajikan.
  I.            Kelengkapan Materi
Dalam buku teks bahasa Indonesia setidaknya kelengkapan materi mencakup beberapa hal yaitu wacana, pemahaman wacana, fakta kebahasaan/kesastraan, dan aplikasi.
a.      Wacana
Wacana dapat berupa 1) percakapan; 2) karangan atau laporan utuh: cerpen, novel, buku, artikel, pidato, khotbah; atau puisi merupakan materi utama yang harus ada dalam buku teks pelajaran Bahasa Indonesia. Wacana biasanya mengawali uraian materi setiap bab. Berdasarkan pada wacana itulah uraian materi, pemahaman wacana, fakta kebahasaan/kesastraan, dan  implikasi wacana, dibahas. Wacana yang disajikan mencakup ruang lingkup yang ada dalam standar isi berupa empat aspek keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis) mulai dari pengenalan konsep sesuai dengan tuntutan yang ada di Standar Komptensi maupun Kompetensi Dasar pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs, yang terperinci sebagai berikut.
b.      Pemahaman wacana
Pemahaman wacana merupakan tahapan lanjut setelah membaca dan  menyimak wacana. Pemahaman wacana berisi perintah, tugas. atau pelatihan yang mengarahkan peserta didik untuk  memahami isi/pesan wacana
c.       Fakta kebahasaan / kesastraan
Uraian materi berisi fakta kebahasaan:  kalimat, kosa kata, istilah, ungkapan, peribahasa, atau kesastraan sesuai tuntutan SK dan KD
d.       Implikasi wacana
Implikasi wacana merupakan unsur di luar wacana, bisa berupa analogi, perbandingan, kesejajaran wacana yang mampu memperkuat penyampaian materi sesuai dengan tuntutan SK dan KD. Implikasi wacana berisi konsep dasar keluasan  materi melalui pelatihan, tugas, dan kegiatan mandiri sehingga dalam kehidupan sehari-hari peserta didik mampu menggali dan memanfaatkan informasi, menyelesaikan masalah, dan membuat keputusan dalam kerja ilmiah

II.            Kedalaman materi
Selain kelengkapan, kedalaman materi sebuah buku teks juga harus diperhatikan. Harus jelas pembagian kedalaman materi pada tiap tingkatan kelas. Hal yang diperhatikan dalam poin kedalaman materi yaitu kesesuaian, kuantitas, dan kualitas wacana
a.       Kesuaian wacana
Mengacu pada ruang lingkup yang ada dalam pada standar isi  (empat  aspek keterampilan berbahasa). Empat aspek keterampilan bahasa dimaksudkan meliputi:  mendengarkan,  berbicara, membaca, dan menulis. Wujud uraian,  mulai pengenalan konsep  sampai dengan interaksi antarkonsep, dan memperhatikan tuntutan SK dan KD. Tingkat kesulitan disesuaikan dengan tingkat pemahaman peserta didik  yang lebih menekankan  pada “concrete-operational” dan “system of operations” .
b.       Kuantitas wacana
Ditunjukkan oleh jumlah minimal yang sesuai dengan tuntutan SK dan KD. Untuk mencapai kedalaman materi, maka kuantitas wacana ditentukan oleh pengembangan atau penambahan dengan jenis wacana lain yang dapat berfungsi sebagai pembanding, penjelas, analogi, atau kebutuhan lain yang sejalan dengan tuntutan materi. Dengan demikian materi yang disajikan memuat sumber-sumber tambahan  itu mencerminkan kontinuitas, dengan kedalaman spiralitas mengembangan materi.  Materi yang ditampilkan menjadi lebih menarik dan inovatif, serta memotivasi peserta didik senang belajar
c.        Kualitas wacana  
Mencerminkan kedalaman materi yang ditentukan oleh keaktualan, kemutakhiran, kefaktualan, dan kevariasian topik. Kualitas wacana mencerminkan  kedalaman isi/pesan dengan spiralitas pengembangan materi pelajaran bahasa

B.     Keakuratan Materi
Setelah materi memiliki kesesuaian dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditentukan pemilihan materi yang digunakan juga harus akurat. Jangan sampai ketika membahas kompetensi dasar tertentu materi yang disajikan kurang relevan terhadap pencapaiana kompetensi dasar. Keakuratan materi dalam buku teks bahasa Indonesia tercermin dari hal-hal berikut, yaitu:
a.      Keakuratan dalam pemilihan wacana
Wacana yang disajikan berdasarkan kenyataan yang ada (faktual) serta sedang hangat dibicarakan  (aktual) dengan menyebutkan sumber yang jelas sesuai dengan tingkat pemahaman peserta didik.
b.      Keakuratan dalam konsep dan teori
Konsep dan teori yang disajikan untuk mencapai KD sesuai dengan definisi sesuai dengan bidnag keilmuan (linguistik tidak menimbulkan banyak tafsir dan ilmu sastra, digunakan secara tepat sesuai dengan fenomena yang dibahas dan tidak menimbulkan banyak tafsir).
c.       Keakuratan dalam pemilihan contoh
Uraian dan contoh menanamkan keruntutan konsep: yang mudah, sukar, konkret, abstrak, yang sederhana, kompleks yang telah dikenal dan yang belum dikenal. Contoh yang disajikan mengandung keunggulan nilai-nilai moral seperti keteladanan, kejujuran, tanggungjawab, kedisiplinan, kerja sama, dan toleransi.
d.      Keakuratan dalam pelatihan
Pelatihan yang disajikan diawali  dari konsep yang sederhana berkembang ke yang kompleks; konkret ke abstrak, mudah ke sulit, lingkungan dekat ke yang jauh secara bertahap dan berkesinambungan (continuity) sesuai dengan prinsip proses belajar.

C.    Materi  Pendukung Pembelajaran
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan materi pendukung dalam buku teks yaitu:
a.      Kesesuaian dengan perkembangan ilmu
Materi yang disajikan dalam buku up to date, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks)  yang relevan dengan tingkat kognisi peserta didik
b.      Kesesuaian fitur, contoh, dan rujukan
Wacana dan pengembangannya memperlihatkan fitur, gambar, contoh, atau ilustrasi yang mencerminkan peristiwa atau kejadian nyata, diutamakanan yang mutakhir  (up to date) yang dapat dilihat dan dialami  peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
c.       Pengembangan wawasan kebinekaan
Wawasan kebinekaan dalam pengembangan wacana dicerminkan oleh hal-hal berikut.
·         Apresiasi terhadap keanekaragaman budaya dan agama. Wacana dan pengembangannnya misalnya  tugas, pelatihan, gambar, contoh atau ilustrasi yang disajikan dapat membuka wawasan peserta didik mengenal dan menghargai perbedaan suku, budaya, dan agama.
·         Apresiasi terhadap kemajemukan masyarakat. Wacana dan pengembangannnya misalnya  tugas, pelatihan, gambar, contoh atau ilustrasi yang disajikan dapat membuka wawasan peserta didik mengenal dan menghargai perbedaan perilaku, pendapat, penampilan, dan adat istiadat
·         Apresiasi terhadap keanekaan produk dan jasa. Wacana dan pengembangannnya misalnya  tugas, pelatihan, gambar, contoh atau ilustrasi yang disajikan dapat membuka wawasan peserta didik mengenal dan menghargai perbedaan dan persebaran produk dan jasa.
·         Aparesiasi terhadap potensi kekayaan budaya dan alam. Wacana dan pengembangannnya misalnya tugas, pelatihan, gambar, contoh atau ilustrasi yang disajikan dapat membuka wawasan peserta didik mengenal, menghargai dan memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan setempat.
d.      Pengembangan wawasan kebangsaan dan integrasi bangsa
Pengembangan wawasan kebangsaan dan integrasi bangsa menyangkut:
·         Wacana dan pengembangannya mengembangkan cinta tanah air. Wacana dan pengembangannya misalnya dalam pemberian tugas pela-tihan, dilengkapi gambar, contoh atau ilustrasi yang disajikan itu dapat membuka wawasan peserta didik menumbuhkan kebanggaan sebagai bagian dari masyarakat Indonesia.
·         Wacana dan pengembangannya memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Wacana dan pengembangannya misalnya dalam pemberian tugas pelatihan, dilengkapi gambar, contoh atau ilustrasi yang disajikan itu dapat membuka wawasan peserta didik menumbuhkan kebanggaan sebagai bagian dari masyarakat Indonesia.

2.     KELAYAKAN PENYAJIAN
A.    Teknik Penyajian
Penyajian merupakan bagaimana sesuatu itu dikemas. Sesuatu walaupun berniali bagus jika dikemas dengan tidak baik, tidak teratur, tidak runtut secara konsep tentu akan membuat yang bagus itu menjadi tidak menarik. Bahkan dalam kaitannya dengan buku teks penyajian isi atau materi buku memiliki peranan yang sangat penting karena berhubungan dengan konsep berpikir siswa. Teknik penyajian sebuah buku teks setidaknya memiliki pedoman sebagai berikut:
a.      Kekonsistenan  Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian disampaikan secara jelas, fokus, dan taat asas dalam setiap bab, yakni ada bagian pendahuluan (berisi tujuan penulisan buku teks pelajaran, sistematika buku, cara belajar yang harus diikuti, serta hal-hal lain yang dianggap penting bagi peserta didik), bagian isi (uraian, wacana, pelatihan, ilustrasi, gambar, dan pendukung lain), serta bagian penutup (rangkuman, ringkasan), serta relevan dengan pokok bahasan sehingga mampu membangkitkan rasa senang siswa dalam belajar.
b.      Keruntutan konsep 
Uraian, latihan,  contoh dalam hal materi kebahasaan dan kesastraan yang disajikan ada hubungan satu dengan yang lain sehingga peserta didik  mampu mengaplikasikan konsep-konsep dasar keilmuan secara terintegrasi dan holistik sesuai tuntutan  KD.
c.       Keseimbangan antarbab
Uraian substansi antarbab (tecermin dalam jumlah halaman), proporsional dengan mempertimbangkan KD yang didukung dengan beberapa pelatihan, contoh, ilustrasi, atau gambar secara seimbang  sesuai dengan kebutuhan masing-masing pokok bahasan.

Selain penyajian atau urutan penulisan dalam buku, penyajian juga berhubungan dengan penyajian pembelajaran. buku teks bukan hanya sekadar  menyajikan materi yang dikumpulkan melainkan juga menyajikan bagaimana materi tersebut dipelajari siswa. Bagaimana siswa hendaknya bersikap ketika mengikuti pembelajaran juga harus termuat dalam buku teks pelajaran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian pembelajara dalam buku teks antara lian:
a.      Keterpusatan pada peserta didik
Sajian materi menempatkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran sehingga uraian dalam buku perlu didukung oleh kegiatan yang mampu membentuk kemandirian belajar peserta didik, misalnya dengan tugas-tugas mandiri. Penyajian materi bersifat interaktif dan partisipatif yang memotivasi peserta didik terlibat secara mental dan emosional dalam pencapaian SK dan KD sehingga antarpeserta didik termotivasi untuk belajar secara komprehensif tentang berbagai persoalan kebahasaan dan kesastraan.
b.      Keterangsangan metakognisi peserta didik
Sajian materi dapat mengembangkan motivasi belajar peserta didik dan merangsang peserta didik untuk berpikir kreatif tentang apa, mengapa, dan bagaimana mempelajari  materi pelajaran dengan rasa senang.  
c.       Kerangsangan daya imajinasi  dan kreasi  berpikir peserta didik
Penyajian materi dapat merangsang daya imajinasi dan kreasi  berpikir peserta didik melalui ilustrasi, analisis kasus, dan  latihan. 
d.      Bagian Pendahulu
Pendahuluan berisi pengantar materi setiap bab. Biasanya pendahuluan memuat tujuan yang hendak dicapai melalui sajian bab, materi, dan pelatihan yang akan dibahas pada bab tersebut.
e.       Bagian Isi
Bagian isi adalah bagian yang memuat keseluruhan materi yang memuat SK dan KD. Perincian yang paling lengkap ada pada bagian isi mulai dari bab, subbab sampai subbab-subbab dengan pengembangannya., serta rangkuman setiap bab
f.        Bagian Penyudah
Bagian penyudah berisi rujukan, daftar pustaka, indeks, glosarium, dan evaluasi
Point-point di atas merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam menilai sebuah buku teks sebelum merekomendasikannya kepada siswa. Jika dapat menilai dengan baik dan objektif tentunya buku yang akan diperolah adalah buku yang memang terbaik dan cocok untuk diterapkan kepada siswa.
Buku yang baik akan mempercepat siswa memahami atau mendapat ilmu. Dan ilmu yang baik adalah ilmu yang dapat dimanfaatkan. Jadi menyeleksi adalah pekerjaan yang mendatangkan manfaat.


Demikian artikel info tentang : , semoga bermanfaat bagi kita semua.

Posting Komentar

 
Top