Mengajarkan bahasa Indonesia bagi seorang guru, bukan hanya mengajarkan sebuah bahasa yang menjadi bahasa nasional bagi penduduk bangsa ini, Bangsa Indonesia, melainkan sebuah ritme kegiatan mengajar yang tidak bisa dikesampingkan dan penuh tantangan. Memang benar bahwa bahasa ini merupakan bahasa negara kita, tapi selama ini apakah seorang guru sudah dapat membimbing siswanya untuk dapat mengenal, mengetahui dan menggunakan bahasa ini untuk kelak menjadi seorang negarawan yang unggul dan berkarakter dalam berbahasa.

Membelajarkan bahasa Indonesia di tingkatan sekolah dasar ditujukan untuk memunculkan empat kompetensi dasar (KD) siswa dalam mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis, kemudian dari keempat KD tersebut akan muncul beberapa KD yang merupakan turunan atau paduan 2 KD atau lebih seperti bermain peran (paduan KD mendengarkan, berbicara, membaca bahkan menulis naskah peran), deklamasi dan berpuisi (turunan KD berbicara) dan membuat puisi (turunan KD menulis).

Bagi seorang guru, mengajarkan sebuah ilmu bukan hanya sekedar mentransferkan ilmu saja tetapi bagaimanakah membangun konsep ilmu yang telah diajarkan untuk dapat diaplikasikan dalam pengalaman belajar yang bermanfaat bagi kehidupan siswa, atau kita kenal dengan istilah ketrampilan hidup (life skill).

Karakter Kebahasaan Siswa dengan Berbahasa Indonesia
Karakter Kebahasaan Siswa dengan Berbahasa Indonesia
Dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia maka dapat difokuskan dalam bentuk pembinaan ketrampilan hidup kebahasaan. Kemunculan ketrampilan hidup kebahasaan inilah yang nantinya diharapkan dapat menumbuhkan karakter siswa dengan berbahasa Indonesia. Karakter inilah yang nantinya dapat menjadikan seorang siswa yang memiliki potensi kebahasaan dapat menjadi seorang deklamator, sastrawan, negosiator, aktor ataupun penulis yang berkompeten.

Lalu, bagaimanakah menumbuhkan karakter kebahasaan siswa dengan berbahasa Indonesia?


Menumbuhkan karakter kebahasaan siswa dengan berbahasa Indonesia dalam membelajarkan siswa dapat dilakukan melalui beberapa hal.

Pertama, Kemasan pembelajaran

Kemasan pembelajaran yang dimaksud adalah penyajian pembelajaran
yang varaiatif, kreatif dan inovatif. Hal tersebut dapat dilakukan dengan dukungan guru yang kreatif. Ada kalanya perlu digunakan sebuah cara penyampaian yang berbeda dengan buku teks tetapi masih berorientasi dengan pemenuhan kompetensi dasar siswa seperti membiasakan siswa menulis buku harian pada hari tertentu pada saat pembelajaran bahasa Indonesia.

Dengan kebiasaan menulis buku harian, secara tidak langsung siswa dapat belajar untuk memenuhi KD menceritakan secara tertulis atau berbicara dengan tulisan. Dalam orientasi jangka panjang, bagi seorang siswa yang memiliki potensi menulis dapat mengasah potensinya untuk menjadi seorang penulis. Mengajarkan mengenal kata dengan permainan tebak kata dan rangkai kata secara implisit dapat menunjukkan minat siswa dalam kegiatan mendengar dan berbicara.

Menulis puisi dan mendeklamasikan melatih KD menulis, membaca dan berbicara, jika seorang anak memiliki minat dalam kegiatan ini maka dapat dijadikan sebagai awalan ketrampilan hidup kebahasaan menjadi seorang deklamator. Membuat poster atau komik dengan tema tertentu dengan tambahan komentar siswa, melatih ketrampilan keluasan spasial linguistik siswa yang membentuk karakter seorang komikus. Diskusi dengan tema tertentu melatih ketrampilan siswa dalam bekerja bersama tim dan menghargai orang lain.

Presentasi hasil karya dengan pengembangan KD berbicara yang melatih ketrampilan kepemimpinan. Bermain peran yang diawali dengan penulisan naskah merupakan paduan KD menulis, membaca, berbicara dan mendengar. Berlatih peran ini tentunya dapat mengarahkan karakter kebahasaan siswa untuk menjadi seorang aktor.

Kedua, Olah potensi siswa 

Setiap siswa adalah unik. Antara satu dan yang lain memiliki potensi yang berbeda. Peran guru dalam hal ini adalah bagaimana seorang guru dapat menjadi fasilitator penumbuhan dan pengembangan potensi siswa yang berbeda untuk ditumbuhkan karakter kebahasaanya.

Dalam poin pertama, kemasan pembelajaran, ada beragam cara yang dapat digunakan guru untuk membelajarkan bahasa Indonesia dengan cara yang kreatif, setiap cara tentunya mengarah pada satu potensi tertentu, seperti menulis buku harian akan mengarahkan karakter kebahasaan siswa untuk menjadi seorang penulis.

Lalu bagaimanakah menumbuhkan potensi siswa yang tidak suka menulis tetapi suka bercerita?

Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan membuat sebuah grup bagi anak yang gemar bercerita untuk mewadahi potensinya. Grup ini dapat menjadi wadah pengembangan karakter kebahasaan siswa menjadi aktor atau pemain peran.

Dengan mengetahui potensi kebahsaan setiap anak, tentunya seorang guru dapat menentukan strategi yang digunakan untuk menumbuhkan karakter kebahasaan siswanya.

Ketiga, Motivasi

Usaha untuk menumbuhkan karakter kebahasaan siswa, tentunya tidak hanya sebatas memberikan kemasan pembelajaran yang menarik dan pemetaan potensi kebahasaan siswa. Guru sebagai fasilitator kelas dapat memberikan motivasi kepada siswa baik saat dalam pembelajaran ataupun di luar jam belajar. Motivasi ini diberikan dengan tujuan untuk menguatkan potensi kebahasaan yang dimiliki dan diharapkan dapat meumbuhkan karakter kebahsaan siswa.

Tujuan lain dari pemberian motivasi ini adalah untuk menumbuhkan potensi kebahasaan bagi siswa yang memiliki minat kebahasaan yang rendah, minimal siswa tersebut mengenal dan mengetahui empat Kompetensi Dasar (mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis).

Keempat, Aksi Kebahasaan Siswa

Setelah mengetahui bagaimana mengemas pembelajaran, mengolah potensi siswa dan memotivasi siswa, hal lain yang dapat dilakukan guru dalam menumbuhkan karakter kebahasaan siswa adalah dengan memyusun sebuah kegiatan yang bertemakan aksi kebahasaan siswa. Dalam kegiatan ini, siswa dan guru bersama- sama menampilkan hasil karya dan belajar siswa dengan disaksikan orang tua siswa ataupun masyarakat secara umum. Bagi siswa yang suka berpuisi, mereka dapat menampilkan aksinya. Bagi siswa yang menyukai drama ataupun teatrikal, mereka bisa menunjukkan aksi panggungnya. Bagi siswa yang suka membuat poster ataupun komik, mereka dapat mempublikasikan hasil karyanya. Semua karya siswa tersebut dapat dijadikan sebagai bukti hasil pencapaian pembelajaran bahasa Indonesia yang berorientasi pada pembentukan karakter kebahasaan siswa dengan bahasa Indonesia.

Kelima, Rekaman Kebahasaan

Rekaman kebahasaan merupakan sebuah alat evaluasi bagi guru untuk mengetahui perkembangan karakter kebahasaan siswanya. Bentuk rekaman ini dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan guru. Model pengisiannya pun sesuai dengan kreatifitas guru. Muatan dalam rekaman ini dapat dijabarkan sebagai gambaran kegiatan yang dilakukan oleh setiap anak berdasarkan potensi kebahsaan yang dimiliki serta rincian perkembangna karakter kebahsaan anak.

Dari kelima hal tersebut, seorang guru yang mengajarkan bahasa Indonesia ditingkatan dasar tentunya dapat memberikan pembelajaran yang lebih menarik. Pembelajaran bahasa Indonesia tidak hanya sebatas mengajar untuk pemenuhan kompetensi dasar dari kurikulum yang digunakan, tetapi juga menjadi sarana untuk menumbuhkan karakter kebahasaan siswa dengan berbahasa Indonesia. Bahasa kita adalah bahasa yang mampu mengantarkan anak didiknya kelak menjadi seorang negarawan unggul dan kompetitif. Mereka adalah sosok generasi penerus bangsa yang akan memperkaya khasanah bangsa dengan karakter kebahasaan yang dimiliki.


Demikian artikel info tentang : , semoga bermanfaat bagi kita semua.

Posting Komentar

 
Top