Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk Kalimat merupakan satuan bahasa yang digunakan sebagai satuan ujaran di dalam komunikasi verbal yang hanya dilakukan oleh manusia. Definisi kalimat secara umum adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Adapula yang mendefinisikan kalimat sebagai lafal yang tersusun dari dua buah kata atau lebih yang mengandung arti dan disengaja serta berbahasa Arab ( definisi kalimat dalam pelajaran bahasa Arab ). Kedua definisi tersebut memiliki maksud yang sama yaitu kalimat merupakan susunan kata-kata (2 kata atau lebih) yang memiliki arti yang disusun untuk menyampaikan pikiran. Selain kedua definisi tersebut, ada definisi kalimat jika dilihat dari satuan-satuan sintaksis yang lebih kecil (kata, frasa, klausa). Dari pandangan itu, kalimat dapat didefinisikan sebagai satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final. Sehubungan dengan definisi kalimat berdasarkan satuan-satuan sintaksis kita dapat mengetahui kalimat secara lebih detail. Secara mendetail dapat diketahui bahwa kalimat disusun oleh konstituen dasar yang biasanya berupa klausa yang diberi intonasi final. Klausa tanpa diberi intonasi final maka akan tetap menjadi kalusa atau tidak dapat disebut kalimat. Konjungsi juga masuk dalam bagian kalimat, tetapi kehadirannya tidak selalu ada atau hanya kalau memang diperlukan. Pernyataan “konstituen dasar yang biasanya berbentuk klausa” ini membuka kesempatan sebuah kalimat hanya dibentuk dari satu frasa atau kata saja. Kalimat yang terbentuk dari klausa ( minimal subjek dan predikat ) akan menjadi kalimat mayor yang sudah biasa kita temuai dalam berbagai teks. Misalnya kalimat “Nenek membaca Koran.” Merupakan kalimat yang dibentuk dari klausa lengkap yaitu ada subjek dan predikatnya serta dilengkapi dengan objek. Namun ketika kalimat dibentuk dari klausa yang tidak lengkap , misalnya subjek saja, predikat saja, atau keterangan saja yang hanya berbentuk kata atau frasa maka kalimat yang dibentuk disebut kalimat minor. Kalimat jenis ini dapat dipahami sebagai kalimat jika diketahui konteksnya seperti konteks kalimat, konteks situasi, dan konteks topik pembicaraan. Contoh dalam percakapan: Joko : kamu tidak makan? Anto : tidak. Joko : kenapa? Anto : sakit gigi. Kalimat-kalimat dalam percakapan di atas hanya berupa kata atau tidak memiliki kelengkapan struktur klausa yang lengkap (subjek dan predikat). Dari pemahaman tentang kalimat di atas, terdapat istilah kata, frasa, dan klausa yang merupakan unsur lebih kecil dari kalimat. Unsur-unsur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Kata : satuan terkecil yang secara hierarkial menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar (frasa, klausa) Frasa : satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif atau biasa disebut gabungan kata yang hanya mengisi satu fungsi dalam kalimat. Klausa : satuan sintaksis berupa runtutan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen yang berfungsi sebagai predikat dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagai keterangan. (Definisi kata, frasa, dan klausa di atas merupakan definisi yang dilihat dari sudut pandang sintaksis) Kalimat Tunggal Dan Kalimat Majemuk Pembeda antara kalimat tunggal dan kalimat majemuk adalah jumlah klausa yang ada di dalam kalimat. Sebuah kalimat dikatakan kalimat tunggal jika dalam kalimat tersebut hanya terdapat sebuah klausa. Sedangkan yang dimaksud dengan kalimat majemuk yaitu kalimat yang terdiri atas lebih dari satu klausa. Kalimat mejemuk jika dilihat dari sifat hubungan antar klausa di dalam kalimat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu kalimat majemuk koordinatif (kalimat majemuk setara), kalimat majemuk subordinatif (kalimat majemuk bertingkat), dan kalimat majemuk kompleks. 1. Kalimat Majemuk Koordinatif Kalimat majemuk koordinatif adalah kalimat majemuk yang klausa-klausanya memiliki status yang sama, yang setara, atau yang sederajat. Sebagai penghubung antar klausa dalam kalimat majemuk koordinatif digunakan konjungsi koordinatif, yaitu dan, atau, tetapi, dan lalu. Namun demikian tidak menutup kemungkinan konjungsi dalam kalimat jenis ini tidak digunakan. Contoh : Dia datang dan duduk di sebelah saya. Saya sudah makan banyak, tetapi masih saja lapar. Saya duduk, ayah berdiri, dan adik berlari-lari. Dia datang, lalu menyuruh kami makan. 2. Kalimat Majemuk Subordinatif Kalimat majemuk subordinatif yaitu kalimat majemuk yang hubungan antara klausa-klausanya tidak setara atau tidak sederajat. Maksud ketidaksetaraan ini yaitu klausa-kalusa yang ada dalam kalimat ini menduduki posisi yang berbeda yaitu ada yang bertindak sebagai klausa atasan dan ada yang sebagai klausa bawahan. Penghubung atau konjungsi nyang digunakan dalam hubungan kalimat majemuk jenis ini yaitu kalau, ketika, meskipun, dan karena. Seperti dalam jenis koordinatif, dalam jenis ini pun terkadang konjungsi tidak selalu digunakan. Contoh : Kalau ayah pergi, ibu juga akan pergi. Nenek membaca majalah ketika kakek pergi ke pasar. Karena banyak yang tidak berangkat, kuliah diliburkan. Meskipun ada larangan merokok, kakek tetap merokok. Pembentukan kalimat majemuk subordinatif memiliki dua sudut yang bertentangan. Pertama dipandang sebagai hasil proses menggabungkan dua buah klausa atau lebih, di mana klausa yang satu dianggap sebagai klausa atasan atau klausa utama (kadang disebut induk kalimat), sedangkan yang lain disebut klausa bawahan (anak kalimat). Contoh : Nenek membaca majalah ketika kakek pergi ke pasar. Dari kalimat tersebut, klausa “ Nenek membaca majalah ” berstatus sebagai klausa atasan, sedangkan klausa “ Kakek pergi ke pasar “ berkedudukan sebagai klausa bawahan. Pandangan kedua, konstruksi kalimat subordinatif dianggap sebagai hasil proses perluasan terhadap salah satu unsur klausanya. Contoh : Nenek membaca majalah tadi siang. Kalimat tunggal tersebut kemudian diubah menjadi kalimat majemuk Nenek membaca majalah ketika kakek pergi ke pasar. Dari contoh tersebut terlihat frasa tadi siang yang merupakan bagian dari klausa “Nenek membaca majalah tadi siang” diluaskan (dideskripsikan) menjadi “ ketika kakek pergi ke pasar”. Dalam pandangan yang kedua ini dinyatakan bahwa setiap unsur kalimat dapat diperluas untuk dijadikan anak kalimat. Dari pandangan ini muncullah istilah anak kalimat pengganti subjek, anak kalimat pengganti predikat, anak kalimat pengganti objek, dan anak kalimat pengganti keterangan. 3. Kalimat Majemuk Kompleks Kalimat majemuk kompleks adalah kalimat majemuk yang terdiri atas tiga klausa atau lebih, di mana ada klausa yang dihubungkan secara koordinatif dan ada pula yang dihubungkan secara subordinatif. Dengan kata lain kalimat ini merupakan percampuran antara kalimat majemuk koordinatif dengan kalimat majemuk subordinatif atau biasa juga disebut dengan istilah kalimat majemuk campuran. Contoh : • Nenek membaca majalah ketika kakek pergi ke pasar dan tidak ada pekerjaan lain yang harus diselesaikan. • Karena ayah sedang kesulitan, kakek mengambil uang di tabungan dan memberikannya kepada ayah.
Demikian artikel info tentang : , semoga bermanfaat bagi kita semua.

Posting Komentar

 
Top