Memasuki bulan Ramadan, tentu kita akan sering mendengar beberapa istilah khusus yang sering diucapkan oleh orang-orang, baik itu ulama, kerabat, keluarga, maupun sahabat. Banyak istilah yang tiba-tiba menjadi familier kita dengar setelah memasuki bulan yang suci ini.

Untuk keperluan-keperluan tertentu, istilah-istilah tersebut tidak hanya perlu kita ucapkan, tetapi juga perlu kita tuliskan. Namun, dalam penulisan istilah-istilah tersebut, terkadang terjadi perbedaan penulisan antara satu orang dengan orang yang lainnya. Sesungguhnya hal tersebut tidak terlalu berpengaruh jika kita melihatnya dari segi makna karena kata-kata tersebut secara makna sudah dipahami oleh orang umum. Akan tetapi, jika kita melihatnya dari segi keseragaman penggunaan bahasa, alangkah baiknya jika kita mengetahui penulisan yang benar dari segi kaidah penulisan bahasa kita, yaitu bahasa Indonesia.

Berikut beberapa istilah yang sering ditulis dengan kurang tepat.

“bulan Ramadhan” seharusnya ditulis “bulan Ramadan”

“tahun 1434 Hijriyah (Hijaiyah)”  seharusnya ditulis “Hijriah”

“siyam” seharusnya ditulis “siam”

“rukyah” seharusnya ditulis “rukyat (rukyatulhilal)”

“shalat ” seharusnya ditulis “salat”

“teraweh” seharusnya ditulis “tarawih”

“adzan” seharusnya ditulis “azan”

“maghrib” seharusnya ditulis “magrib”

“saur” seharusnya ditulis “sahur”

“imsyak, imsyakiah” seharusnya ditulis “imsak, imsakiah”

“silaturahim” seharusnya ditulis “silaturahmi”

“Idul Fitri” seharusnya ditulis “Idulfitri”

“halal bihalal” seharusnya ditulis “halalbihalal”



Selamat menjalankan ibadah puasa

Saefu Zaman

Demikian artikel info tentang : , semoga bermanfaat bagi kita semua.

Posting Komentar

 
Top